Breaking News
Loading...

15 November 2010

Antara ghibah dan gosip

Senin, November 15, 2010


Firman Allah SWT :

Yaa ayyuhal ladziina aamanuujtanibuu katsiiron minazh zhonni inna ba'dhozh zhonni itsmun walaa tajassasuu walaa yaghtab ba'dhukum ba'dhon ayuhibbu ahadukum an ya'kula lahma akhihi maytan pakarihtumuu hu wattaqullaha inna allaha tawwaburrahiimun.


Artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari kesalahan-kesalahan orang lain, dan janganlah kalian menggunjing sebahgian lainnya. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati???Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ( Al hujarat-12 )


            Ada tiga macam sifat atau perbuatan yang sangat dikecam Allah SWT didalam ayat tadi, yaitu ; Prasangka ( Zhan ), mencari aib orang lain ( tajassus ) dan bergunjing ( ghibah ). Allah melarang ketiga perbuatan tersebut mengingat dampak negatif yang timbul ditengah-tengah masyarakat karenanya, seperti merusakh ukhuwah  ( tali persaudaraan ), menimbulkan api permusuhan dan pertentangan yang dapat mengganggu keutuhan hidup berbangsa dan bernegara. Fokus pembahasan kita disini hádala mengenai ghibah.
           
            Mufassir Muhammad 'Ali Ash-Shabuni menafsirkan ayat : walaa yaghtab ba'dhukum ba'dha : janganlah sebahagian kalian menyebut-nyebut keburukan orang lain dari belakangnya, yang membuat dia tidak menyukainya atau membencinya. Dalam salah satu riwayat dituturkan bahwa Rasulullah SAW, pada satu ketika melontarkan pertanyaan kepada para sahabatnya, beliau berkata : "Tahukah kalian apa itu ghibah? " Mereka (sahabat) menjawab."Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang Maha Tahu". Rasul kemudian menerangkan : "Ghibah itu adalah bahwa engkau sebut keburukan (aib) orang lain dari belakangnya". Mereka berkata : "Bagaimana jika yang disebut itu benar-benar terjadi (realita)???" Rasul berkata : Bila yang kamu sebut itu hal yang terjadi didirinya, itulah dianya ghibah, tapi bila tidak terjadi maka sesungguhnya kamu telah memfitnahkan".

Ghibah dan gossip  

            Didalam dunia jurnalistik kita mengenal istilah gossip dan dari kenyataan yang kita amati setiap pemberitaan yang berbau gosip itu sangat laris dan disenangi banyak orang. Didalam dunia politik terlihat pula gosip seakan-akan dijadikan senjata yang ampuh untuk menjatuhkan lawan politik meskipun lewat cara yang murahan.
           Apakah gosip itu???Kata gosip berasal dari bahasa Inggris "gossip" yang berarti : kabar angin, gunjing, buah mulut atau fitnah. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gossip diartikan dengan "obrolan tentang orang lain; cerita negative tentang seseorang atau pergunjingan –termasuk mengenai keretakan rumah tangga- sehingga yang mendengarnya percaya begitu saja tanpa diteliti lebih dulu".
           Dari sudut pandang jurnalistik bila sebuah informasi sudah ada sumbernya maka hal itu dianggap layak dan sah untuk diberitakan. Terlepas dari gossip atau tidaknya informasi itu tidaklah terlalu dipermasalahkan. Permasalahan yang timbul kemudian apabila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan tersebut. Kerugian itu bisa menyangkut nama baik pribadi, reputasi seorang tokoh atau pemimpin bahkan reputasi sebuah lembaga.
          Oleh karena itu, Islam memberi petunjuk kepada ummatnya agar berhati-hati dalam menjaring serta menyaring informasi. Bila sebuah berita dibawa oleh seorang yang fasiq, diragukan kredibilitas moral dan agamanya, haruslah dilakukan tabayyun (check & recheck), sebagaimana yang ditegaskan ALLAH SWT didalam Q.S. Al Hujarat ayat 6. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya tindakan yang ceroboh atau membabi buta terhadap pihak-pihak tertentu yang berakibat fatal serta penyesalan.
           Secara substansial antara ghibah dan gossip itu terdapat kesamaan, baik dari segi cara. Sifat maupun dampak yang ditimbulkan. Allah SWT mensejajarkan perbuatan ghibah itu dengan memakan bangkai saudara sendiri. Perbandingan itu dibuat Allah SWT, menurut Ash Shabuni, lantaran kejinya perbuatan ghibah tersebut.


0 komentar:

Posting Komentar

Postingan boleh disebarluaskan, asalkan menyertakan link kembali ke halaman ini.

Berkomentar dengan santun dan hindari SPAM !

 
Toggle Footer
Back to Top