Alkisah ada seorang profesor sedang meneliti berapa lama seekor tikus mampu berenang di air. Profesor ini mengambil seekor tikus, lalu memasukkannya ke dalam baskom besar berisi air. Tikus yang sedang sial ini segera menggerakkan tangan dan kakinya, berusaha sekuat tenaga agar tidak tenggelam dan mati. Setelah lima belas menit berlalu, si tikus mulai tampak kelelahan dan mulai tenggelam. Saat itu pula profesor mengambilnya. Setelah ditolong, tikus ini dikeringkan badannya oleh sang profesor untuk diuji lagi.
Namun pada pengujian berikutnya, tikus pertama tidak sendirian, kali ini ia punya teman. Sang profesor memasukkan tikus pertama yang ditolongnya tadi dan tikus baru bersama-sama dalam baskom besar tersebut. Lalu apa yang terjadi ? Segera setelah lima belas menit berlalu, tikus kedua tenggelam, sementara tikus yang pertama terus berusaha berenang, menggerakkan tangan dan kakinya sampai dua puluh menit……, tiga puluh menit……, empat puluh lima menit…., sebelum akhirnya mulai tenggelam dan ditolong oleh sang profesor.
Apa yang kita pelajari dari cerita ini ? Bahwa tikus yang kedua segera tengggelam, karena sebelumnya ia belum pernah mengalami pertolongan. Lain halya dengan tikus yang pertama. Ia pernah mengalami pertolongan sebelumnya, sehingga pada saat ia kembali tercebur ke air (ujian berikutnya), ia mempunyai pengharapan akan pertolongan seperti yang ia telah terima sebelumnya. Dan pengharapan inilah yang mampu membuat ia bertahan berenang di air sampai tiga kali lebih lama waktunya dari tikus yang kedua. (Silahkan dibuktikan).
Itulah pengharapan, pengharapan yang membuat kita terus berusaha, berjuang dan tetap hidup. Karena dibawah langit ini, untuk hal apapun, pengharapan itu selalu ada dan nggak akan pernah hilang.
pengharapan itu mutlak ada
BalasHapus